Hai..
Ternyata sudah lama sekali aku tak menulis.
Tulisan ini terinspirasi dari tulisan kakak perempuansore (thanks ka theo).
Kali ini aku ingin bercerita tentang salah satu kota kesayanganku, jogja.
Iya.
Kota yang selalu dalam mimpiku. Kota yang selalu ingin aku selami.
Dan akhirnya aku sampai di jogja (hidup memang tidak ada yang tidak mungkin).
Ada sensasi yang berbeda ketika aku pertama kali menginjakkan kaki di jogja.
Rasanya ingin menangis. Menangis bahagia. Karena ada sebuah kotak kenangan indah di masa kecilku yang tertinggal disini. Yang harus ku buka lagi dan merawatnya. Walaupun hanya seminggu. Ayah.
Beliau adalah tujuan utamaku harus sampai di jogja. Terakhir bertemu dengan beliau sekitar 7 atau 8 tahun yang lalu. Yah, begitulah. Kemudian terjadi kisah melepas kangen antar anak perempuannya dan ayahnya.
Jogja.
Percayalah..
Kota ini sangat marah.
Nyaman..
Jogja dan aku ibarat anak kecil yang sudah beranjak dewasa, dan kembali menemukan teddy bearnya yang dulu adalah satu-satunya teman baiknya. Yah, seperti itu.
Jogja mengajarkan tentang kesederhanaan hidup.
Tentang apa yang harus kita pertahankan dalam diri kita sendiri.
Tentang betapa indahnya ketika kita berani menunjukkan diri kita yang sebenarnya.
Tentang kenangan yang selalu indah di kenang dan merdeka pada masanya.
Dan tentang cinta.
Jogja sering disebut kota cinta.
Entah mengapa dan bagaimana.
Dan suatu saat nanti ketika kalian berada di jogja, kalian akan merasakan adanya cinta disana.
Bukan hanya sekedar cinta sepasang kekasih, tapi cinta yang dipancarkan jogja. Suasananya, orang-orangnya, budayanya, sapaan Hai dan Sampai jumpa lagi, sepeda kumbang, malioboro, kraton, 0 km, semuanya. Ada cinta disana. Percayalah!
Sebelum aku meninggalkan jogja, aku telah menanam sebuah harapan sekaligus menyiapkan sebuah kotak kenangan disana. "aku akan kembali disini bersama orang yang aku cintai dan memulai hidup disini. Menggoreskan tinta kehidupan di sini. Entah berapa lama"